Timnas Malaysia mengalami serangkaian kegagalan dalam upaya melakukan naturalisasi pemain yang dinilai bisa memperkuat skuad mereka. Pencarian pemain dengan darah Malaysia dari luar negeri telah menjadi bagian dari strategi timnas dalam meningkatkan kualitas permainan, terutama setelah melihat sukses yang diraih negara-negara lain, seperti Indonesia, yang juga melibatkan pemain keturunan dalam timnas mereka. Namun, perjalanan Malaysia untuk mewujudkan hal tersebut tidak berjalan mulus. Tercatat, sudah ada empat kali upaya naturalisasi yang berakhir dengan penolakan dari pemain yang dimaksud, yang terbaru adalah gelandang Burnley, Josh Brownhill.
Sejak beberapa tahun lalu, Timnas Malaysia telah berusaha untuk memperkuat tim mereka dengan menggali potensi pemain yang memiliki keturunan Malaysia, meskipun mereka dilahirkan di luar negeri. Gagasan ini mirip dengan strategi yang dilakukan Indonesia yang juga mengandalkan pemain keturunan untuk meningkatkan kualitas sepakbolanya. Namun, meskipun banyak pemain yang dipertimbangkan, nyatanya upaya mereka untuk menggaet pemain-pemain ini tidak selalu berujung positif.
Beberapa nama besar telah dikaitkan dengan Timnas Malaysia dalam beberapa tahun terakhir. Salah satunya adalah Isaac Hayden, pemain yang berasal dari Jamaika dan bermain untuk Newcastle United. Hayden sempat diisukan akan membela Malaysia, mengingat dia diketahui memiliki darah Malaysia dari pihak ibunya. Namun, isu tersebut langsung dibantah oleh Hayden. Pemain yang sudah berkiprah di Liga Premier Inggris ini menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki ikatan darah dengan Malaysia, dan ia merasa risih dengan rumor yang berkembang. Ia bahkan meminta agar spekulasi ini dihentikan karena dirasa mengganggu privasinya. Penolakan yang serupa juga datang dari Ethan Wheatley, seorang pemain muda yang sempat berada di akademi Manchester United. Wheatley mengklarifikasi bahwa klaim yang menyebutkan dirinya memiliki keturunan Malaysia adalah informasi palsu yang tidak berdasar.
Selain mereka, nama Josh Brownhill juga sempat mencuat. Pemain yang saat ini berstatus sebagai kapten Burnley ini, seperti Hayden dan Wheatley, juga membantah memiliki keturunan Malaysia. Brownhill menjadi salah satu pemain yang sempat dipertimbangkan untuk dinaturalisasi, namun dia dengan tegas menolak isu tersebut. Dalam beberapa kesempatan, Brownhill menyampaikan bahwa dirinya tidak memiliki hubungan darah dengan Malaysia dan tidak tertarik untuk membela Timnas Malaysia. Penolakan ini semakin memperpanjang daftar kegagalan Malaysia dalam mewujudkan keinginan mereka untuk memperkuat timnas dengan darah keturunan.
Namun, tidak semua harapan Malaysia berakhir dengan penolakan. Ada satu pemain yang sempat menjadi harapan, yakni Mats Deijl, bek yang bermain untuk klub Go Ahead Eagles di Belanda. Mats Deijl adalah contoh yang lebih rumit, karena meskipun ia memang memiliki keturunan Asia Tenggara, garis keturunannya berasal dari Singapura yang sebelumnya masih menjadi bagian dari Malaysia sebelum terpisah pada 1965. Namun, Deijl tidak memenuhi syarat untuk dinaturalisasi karena keturunan tersebut tidak cukup kuat untuk memenuhi regulasi yang ada. Sebagai hasilnya, Deijl pun tidak bisa bergabung dengan Timnas Malaysia meskipun ada kaitan dengan wilayah yang kini menjadi negara tetangga tersebut.
Kegagalan demi kegagalan dalam usaha naturalisasi ini menunjukkan bahwa meskipun Malaysia sangat ingin memperkuat skuad sepakbola mereka dengan pemain keturunan, ternyata proses tersebut tidaklah mudah. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan para pemain untuk menerima tawaran bermain di negara yang bukan tanah kelahiran mereka. Beberapa dari mereka mungkin merasa lebih kuat dengan identitas negara asal mereka atau merasa lebih nyaman dengan lingkungan sepakbola di negara mereka sendiri. Selain itu, faktor administratif dan keturunan yang tidak memenuhi syarat juga menjadi penghalang.
Berdasarkan laporan dari media lokal seperti Harian Metro, Malaysia masih terus memburu pemain keturunan lainnya yang mungkin bisa memenuhi syarat untuk dinaturalisasi. Ada sekitar enam nama pemain Eropa yang saat ini sedang dipantau oleh timnas Malaysia, yang diyakini memiliki ikatan darah dengan negara tersebut. Upaya ini menunjukkan bahwa meskipun ada banyak tantangan dan kegagalan yang dihadapi, Malaysia belum menyerah dalam mencari pemain-pemain berbakat yang dapat memperkuat tim mereka dalam kompetisi internasional.
Namun, pencarian ini juga mencerminkan betapa pentingnya pengembangan pemain lokal dan pembinaan yang baik sejak dini. Sering kali, harapan untuk memperbaiki kualitas timnas lebih banyak bergantung pada pencarian pemain luar negeri ketimbang memperkuat sistem pembinaan di dalam negeri. Padahal, pengembangan pemain muda yang ada di Malaysia dan membentuk generasi pemain berkualitas dari dalam negeri bisa jadi adalah jalan yang lebih berkelanjutan.
Selain itu, perdebatan tentang naturalisasi pemain sering kali mengundang pro dan kontra. Beberapa pihak menganggap bahwa mengambil pemain keturunan dari luar negeri adalah cara instan untuk memperbaiki timnas, sementara yang lain berpendapat bahwa fokus seharusnya lebih pada pembangunan bakat sepakbola lokal. Oleh karena itu, meskipun proses naturalisasi bisa mendatangkan pemain yang berpengalaman, penting juga untuk tetap memberikan kesempatan kepada pemain muda lokal untuk berkembang dan menunjukkan kemampuannya di kancah internasional.